Dalam kurun waktu yang cukup lama ini saya sebagai warga negara
Stop dreaming start action untuk membangun
Wahai pemerintah dan anggota parlemen stop dreming start action sekarang juga. Jangan cuman sidang proyek aja hadir, giliran menyelesaikan persoalan bangsa absen. Di mana naluri bangsamu… Sekaranglah action Anda di tunggu oleh 200 juta rakyat
Action energi dan pikiran untuk kemajuan bangsa
Salam stop dreaming start action
Kumpulan artikel – Hari Jum’at tanggal 15 Mei 2009 pukul 19.30 WIBB Partai Demokrat mendeklarasikan pasangan Capres dan Cawapres yang bertempat di gedung Sasana Budaya Ganesha, ITB, Bandung. Perhelatan acara yang sungguh meriah yang di hadiri para partai peserta koalisi dan beberapa tamu undangan yang memenuhi semua tempat duduk di gedung tersebut. Sebelum acara di mulai, para hadirin menyambut kedatangan Capres Susilo Bambang Yudhoyono beserta istri dan Cawapres Boediono beserta istri dengan lagu halo-halo
Dalam pidatonya SBY mengatakan, Boediono merupakan seorang teknokrat dan ekonom yang cerdas, ulet, keras dalam bekerja, dan bertanggung jawab. Selama bekerja sama dengan Boediono dalam kabinet yang dia pimpin, guru besar ilmu ekonomi UGM ini merupakan seorang koordinator menteri yang berpikir utuh, loyal, cermat, tidak grusa-grusu, dan jauh dari keinginan mencari muka.
“Di atas segalanya, di dalam mengemban tugas, Pak Boediono tidak memiliki konflik kepentingan, baik untuk kepentingan bisnis atau motivasi politik yang lain. Beliau akan mampu membantu saya untuk mengatasi krisis perekonomian dan selanjutnya kembali meningkatkan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat,” ujar SBY di hadapan dua ribu tamu undangan yang hadir.
SBY juga menilai Boediono sebagai seorang muslim yang lurus, jujur, sederhana, konsisten, dan toleran. “Beliau juga akan mampu membangun pemerintahan yang bersih,responsif,bebas korupsi, dan bertanggung jawab,” tambahnya. Kepada mitra koalisi SBY mengajak agar pada pemerintahan kabinet mendatang—jika berhasil menang pada pilpres— menjadi kabinet presidensial yang amanah, efektif, dan kredibel.
Menurut dia, tugas dan kewajiban pemerintah adalah bekerja untuk rakyat dan menjalankan program-program prorakyat. Pada hakikatnya, lanjut SBY, kabinet pemerintahan adalah forum untuk bekerja dan bukan forum untuk berpolitik sendiri-sendiri. “Marilah kita bekerja dan berjuang sekuat tenaga sesuai janji kita semua kepada rakyat untuk membangun
Boediono mengatakan “di sini 63 tahun yang lalu Bung Karno menyatakan “Indonesia Menggugat” menggugat dari penjajahan Belanda pada waktu itu dan sekarang juga “Indonesia Menggugat” dari penjajahan liberalisme, imperialisme barat dan berjuang untuk membangun Indonesia berdiri di kaki sendiri hal ini untuk meyakinkan tuduhan bahwa Boediono termasuk paham neoliberal. Perekonomian
”Tetapi negara juga tidak boleh hanya tidur.Untuk itu diperlukan sebuah pemerintahan yang bersih. Kita semua sadar bahwa pemerintahan yang bersih tidak akan hadir karena dipidatokan,” kata Boediono. Dia mengingatkan keharusan adanya garis pemisah yang jelas antara kepentingan bisnis dan penyelenggaraan pemerintahan.
“Saat ini kita tidak hanya harus melawan penjajahan dari kekuatan luar, namun juga dari dalam,karena semua itu membuat kita terpuruk dan bangkrut,” kata Boediono.
“
Mengenai kontroversi pencalonannya sebagai cawapres yang dianggap tidak pantas oleh berbagai partai mitra koalisi Partai Demokrat, Boediono hanya mengatakan bahwa itu sebagai buah dari demokrasi. “Itu menunjukkan demokrasi yang hidup,”katanya..
Demikian pidato para calon pemimpin negeri ini yang di usung oleh Partai Demorat, PKS, PPP,PKB dan PAN yang masih kecewa dengan keputusan Partai Demokrat mengenai Boediono sebagai Cawapres, dan para petinggi PAN juga tidak hadir di sini (Amien Rais; red). Sedangkan PKS yang suaranya paling keras setelah diinfokan bahwa Boediono yang mendampingi SBY tampak setuju hak ini dilihat dari kehadiran para petinggi Partai yang sebelum pendeklarasian sempat bertemu dengan SBY di hotel Sheraton Bandung. Pasangan SBY-Boediono akan mendaftarkan diri ke KPU sebagai Capres dan Cawapres pada pukul 15.00 WIBB.
Dan Satu pasangan Capres dan Cawapres juga di umumkan yaitu pasangan Megawati-Prabowo yang diusung partai PDIP dan Gerindra yang bertempat di Teuku Umar. Pendeklarasian pasangan ini tidak terdengar begitu jelas yang awalnya jum’at siang akan di gelar malahan tidak jelas kelanjutannya sampai pendeklarasian Capres dan Cawapres dari Partai Demokrat selesai, dan belum ada tanda-tanda PDIP akan menggelar pendeklarasian tersebut.
Akhirnya pada pukul 22.00 WIBB pendeklarasian dilaksanakan. Megawati mengatakan dalam memilih Prabowo sebagai pasangannya karena Prabowo dapat membangun ekonomi berbasis kerakyatan. Dan pasangan ini akan mendaftar ke KPU pada hari ini jam 13.00 WIBB.
Kumpulan artikel – Hari Sabtu tanggal 10 Mei 2009 malam Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilu legislatif tepat 30 hari setelah pemilu dilaksanakan (09 April 2009). Berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif, bahwa hasil rekapitulasi penghitungan di KPU selambat-lambatnya selesai 30 hari setelah pelaksanaan Pemilu pukul 00.00 WIBB. Walaupun pengumuman sempat molor 1,5 jam dari jadwal yang di janjikan pukul 19.00 WIBB. Hal ini karena belum selesainya hasil rekapitulasi di Nias Selatan (daerah pemilihan Sumatera Utara II). Namun akhirnya rekapitulasi hasil pileg di Nias Selatan bisa diterima dengan catatan perbaikan, yakni hasil penghitungan ulang di 6 kecamatan di Nias Selatan yang berlangsung di Medan, menjadi bagian integral dari catatan KPU dan merupakan bagian dari berita acara penetapan hasil pemilu legislatif.
Dari pengumuman KPU tersebut terdapat 104.095.847 suara sah, dengan Partai Demokrat (31) memperoleh suara terbanyak dengan perolehan 20,85 % disusul Partai Golkar (23) 14,45 %, tempat ketiga PDIP (28) 14,03 %, keempat PKS (8) 7,88 %, kelima PAN dengan 6,01 %, keenam PPP (24) 5,32 %, ketujuh PKB (13) 4,94 %, kedelapan Partai Gerindra (5) 4,45 %, dan kesembilan Partai Hanura (1) 3,77 %.
Dari 38 partai peserta pileg hanya 9 partai politik yang berhak duduk di kursi DPR, artinya ada 29 parpol yang kehilangan keterwakilannya. Karena pileg 2009 menggunakan sistem parliamentary threshold atau batas keanggotaan di parlemen dengan ambang batas 2,5 % perolehan suara parpol di pileg. Sehingga parpol yang tidak mencapai 2,5 % maka secara otomatis suara yang diperoleh hilang.
Pemilu legislatif 2009 telah berakhir, apakah benar-benar berakhir ? Itulah yang menjadi pertanyaan kita. Meskipun KPU secara syah telah mengumumkan hasil pileg, akan tetapi masih ada catatan-catatan.. Karena Pemilu legislatif kali ini penuh dilema, dan banyak sekali ketidakberesannya. Mengapa demikian ? KPU telah berakhir melakukan rekapitulasi secara nasional dan sudah diketahui perolehan masing-masing parpol. Akan tetapi keberakhiran KPU hanya sifat sementara karena bersiap-siap menghadapi Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah membuka pendaftaran perselisihan pemilu 3x24 jam setelah pengumuman KPU. Jadi apakah semua sudah berakhir sampai disini, berakhir sudahkah… tentu saja belum, karena penentuan kursi di DPR yang menjadi inti dari itu semua belum di cocokkan tiap dapil.
Pemilu legislatif 2009 banyak sekali yang perlu menjadi catatan, dengan melihat, memperhatikan, dan melaksanakan pemilu kali ini ada beberapa yang menjadi perhatian kita semua, jangan sampai lima tahun yang akan datang terulang lagi, yaitu ;
Dan perhatian yang lebih juga perlu kita lakukan kepada para caleg artis, banyak sekali parpol peserta pileg menggandeng para artis untuk menjadi caleg. Strategi dari parpol untuk memperoleh suara sebanyak-sebanyaknya, karena artis sudah dikenal masyarakat luas. Akan tetapi ini menjadi buah simalakama, sebab dari hasil rekapitulasi para caleg artis mampu mengalahkan para politikus senior untuk melenggang ke senayan. Caleg artis yang melenggang ke senayan yaitu : Tere alias Theresia EE Pardede (Demokrat, Jabar II), Ingrid Maria Palupi Kansil (Demokrat, Jabar IV), CP Samiadji “Aji” Massaid (Demokrat, Jatim II), Venna Melinda (Demokrat, Jatim VI), Komar alias Nurul Qomar (Demokrat, Jabar VIII), Angelina Sondakh (Demokrat, Jateng VI), Tantowi Yahya (Golkar, Sumsel II), Nuruk Arifin (Golkar, Jabar VII), Rieke Dyah Pitaloka (PDI-P, Jabar II), Miing Bagito alias TB Dedi Suwendi Gumelar (PDI-P, Banten II), Eko “Patrio” Hendro Purnomo (PAN, Jatim VIII), Primus Yustisio (PAN, Jabar IX), Jamal Mirdad (Gerindra, Jateng I), Rachel Maryam Sayidina (Gerindra, Jabar II). Kita lihat saja nanti kiprah beliau-beliau setelah menjadi anggota legislatif, apakah benar-benar menjadi politisi atau menjadi artis di senayan, sekedar menghibur para anggota DPR lain pada saat terjadi ketegangang dan kepenatan karena alotnya pengambilan keputusan.
Pemilu legislatif telah berakhir dan semoga tidak akan terulang lagi kecurangan-kecurangan yang terjadi untuk pileg yang akan datang. Harapan itu masih ada, harapan bukan sekedar harapan. Tapi merupakan wujud yang nyata di masa yang akan datang. Mari berjuang untuk
Kumpulan artikel - Ketidak inkonsistennya partai golkar beberapa waktu lalu setelah rapimnasus terjawab sudah. Walaupun dalam pendeklarasian tersebut masih terjadi perselisihan antara DPP Partai dan beberapa DPD Partai Golkar, dimana sikap DPD menginginkan koalisi tetap dipertahankan dengan Partai Demokrat. Pihak DPP tetap pada keputusan rapimnasus yang di gelar pada 23 April lalu, yaitu tetap mengusung JK sebagai calon Presiden.
Sesuai dengan slogan “Lebih cepat Lebih baik”, akhirnya pada awal mei partai golkar mendeklarasikan calon Presiden dan Wakilnya yang maju dalam pilpres 8 Juli 2009 yang akan datang. Langkah yang di lakukan mendahului calon koalisi partai lain. Pada malam tersebut partai Golkar mengumumkan bahwa Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan Wiranto sebagai calon wakil presiden. Memang beberapa hari terakhir sebelum pengumuman antara partai golkar dan hanura mengadakan pertemuan yang lebih instens, dan akhirnnya menemukan titik temu untuk menggalang koalisi dalam pencalonan pada pilpres nanti.
Kita sama-sama tahu antara partai golkar dan hanura berasal dari basic yang sama, yaitu kuningiesme. Karena Wiranto pendiri partai hanura dan ketua umum partai tersebut merupakan kader golkar, yang lebih mendirikan bendera partai sendiri karena sebagai kader aspirasinya tidak dapat terwakilkan. Akhirnya dengan bendera hanura Wiranto berjuang di pemilu legislatif 09 April kemarin. Padahal target partai bisa mencalonkan Wiranto sebagai calon presiden, tetapi harapan tinggal harapan kenyataannya perolehan suara partai tidak memenuhi syarat untuk Capres. Akhirnya menerima tawaran dari Golkar untuk menjadi wakil. Kalau kita melihat ke belakang tepatnya
Sebenarnya koalisi ini tidak begitu kuat, karena struktur partai golkar sampai tingkat bawah tidak selaras dengan pimpinannya. Koalisi ini lebih karena menjaga gengsi atau penyelamatan nama partai golkar. Seorang Wiranto sendiri tidak cocok dengan JK, karena setelah JK terpilih menjadi ketua umum partai golkar, Wiranto lebih baik mundur dan mendirikan bendera baru. Kalau kita lihat sebenarnya malah mereka ini sama-sama berbaju kuning, tapi berbeda hati. Yang satu berhati nurani dan satu lagi berhati-hati jangan sampai tidak punya andil dalam pemerintahan alias kekuasaan. JK merasa bahwa selama
Koalisi ini lebih mengarah ke penyelamatan nama “kuning” sendiri dan platform yang mo di bangun juga tidak jelas. Saya kira mereka sudah siap kalah, ya kenapa ? dalam koalisi Capres dan Cawapres sepakat antara golkar dan hanura mengajukan calon sendiri, akan tetapi pada pagi hari sebelum pendeklarasian mereka mendatangani bersama partai PDIP, Gerindra, PPP sepakat menggalang kaolisi besar di parlemen. Apa kata dunia…!!! Masa koalisi ga serius, cuman menginginkan kekuasaan belaka? Gimana nasib rakyat dan bangsa ini. Jika mereka terpilih nanti, yang ada bagi-bagi kekuasaan aja. Tidak mementingkan nasib Bangsa dan Negara ini. Lagi-lagi mereka berdalih atas nama demokrasi ? beenaaar atas nama demokrasi…! apa atas nama Kuning ?
Kita tunggu aja masa kampanye nanti… pilihlah sesuai hati nurani tapi jangan pilih hati nurani…