Atas Nama “Kuning” Lebih Cepat Lebih Baik


Kumpulan artikel - Ketidak inkonsistennya partai golkar beberapa waktu lalu setelah rapimnasus terjawab sudah. Walaupun dalam pendeklarasian tersebut masih terjadi perselisihan antara DPP Partai dan beberapa DPD Partai Golkar, dimana sikap DPD menginginkan koalisi tetap dipertahankan dengan Partai Demokrat. Pihak DPP tetap pada keputusan rapimnasus yang di gelar pada 23 April lalu, yaitu tetap mengusung JK sebagai calon Presiden.

Sesuai dengan slogan “Lebih cepat Lebih baik”, akhirnya pada awal mei partai golkar mendeklarasikan calon Presiden dan Wakilnya yang maju dalam pilpres 8 Juli 2009 yang akan datang. Langkah yang di lakukan mendahului calon koalisi partai lain. Pada malam tersebut partai Golkar mengumumkan bahwa Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan Wiranto sebagai calon wakil presiden. Memang beberapa hari terakhir sebelum pengumuman antara partai golkar dan hanura mengadakan pertemuan yang lebih instens, dan akhirnnya menemukan titik temu untuk menggalang koalisi dalam pencalonan pada pilpres nanti.

Kita sama-sama tahu antara partai golkar dan hanura berasal dari basic yang sama, yaitu kuningiesme. Karena Wiranto pendiri partai hanura dan ketua umum partai tersebut merupakan kader golkar, yang lebih mendirikan bendera partai sendiri karena sebagai kader aspirasinya tidak dapat terwakilkan. Akhirnya dengan bendera hanura Wiranto berjuang di pemilu legislatif 09 April kemarin. Padahal target partai bisa mencalonkan Wiranto sebagai calon presiden, tetapi harapan tinggal harapan kenyataannya perolehan suara partai tidak memenuhi syarat untuk Capres. Akhirnya menerima tawaran dari Golkar untuk menjadi wakil. Kalau kita melihat ke belakang tepatnya lima tahun yang lalu Wiranto merupakan calon presiden yang gagal masuk putaran dua, pada pilpres sekarang malah turun target.

Sebenarnya koalisi ini tidak begitu kuat, karena struktur partai golkar sampai tingkat bawah tidak selaras dengan pimpinannya. Koalisi ini lebih karena menjaga gengsi atau penyelamatan nama partai golkar. Seorang Wiranto sendiri tidak cocok dengan JK, karena setelah JK terpilih menjadi ketua umum partai golkar, Wiranto lebih baik mundur dan mendirikan bendera baru. Kalau kita lihat sebenarnya malah mereka ini sama-sama berbaju kuning, tapi berbeda hati. Yang satu berhati nurani dan satu lagi berhati-hati jangan sampai tidak punya andil dalam pemerintahan alias kekuasaan. JK merasa bahwa selama lima tahun merupakan andil beliau sebagai wakil presiden padahal wakil adalah pembantu presiden. Memang semua kebijakan lima tahun yang lalu banyak dipengaruhi oleh wakil presiden. Kita sama-sama tahu presiden kita di kursi parlemen dukungannya kalah dengan partai yang di pimpin wakil presiden. Jadi ya gitu dehada dualisme kepemimpinan di negeri ini.

Koalisi ini lebih mengarah ke penyelamatan nama kuning sendiri dan platform yang mo di bangun juga tidak jelas. Saya kira mereka sudah siap kalah, ya kenapa ? dalam koalisi Capres dan Cawapres sepakat antara golkar dan hanura mengajukan calon sendiri, akan tetapi pada pagi hari sebelum pendeklarasian mereka mendatangani bersama partai PDIP, Gerindra, PPP sepakat menggalang kaolisi besar di parlemen. Apa kata dunia…!!! Masa koalisi ga serius, cuman menginginkan kekuasaan belaka? Gimana nasib rakyat dan bangsa ini. Jika mereka terpilih nanti, yang ada bagi-bagi kekuasaan aja. Tidak mementingkan nasib Bangsa dan Negara ini. Lagi-lagi mereka berdalih atas nama demokrasi ? beenaaar atas nama demokrasi…! apa atas nama Kuning ?

Kita tunggu aja masa kampanye nantipilihlah sesuai hati nurani tapi jangan pilih hati nurani

About this entry

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda disini:
Google/Blogger :

 

About me | Author Contact | Powered By Blogspot | © Copyright  2008